Flash Card Belajar Membaca Huruf Vokal Prasekolah

  четверг 29 ноября
      82

Latihan atau kursus yang dijalan diperingkat pra atau dalam perkhidmatan perlu. Menulis dengan betul huruf-huruf, perkataan dan ayat bahasa Arab dan. Eja dan Baca 0 0 14 4.5 145 46.9 148 47.9 Nyanyian Vokal dan Suku Kata 1 0.3. Bestari Solat dan flashcard Bahasa Arab adalah sederhana mencukupi. Flash Card Belajar Membaca Huruf Vokal Teknik Belajar dengan Mengeja Suku Kata mirip dengan metode IQRA. Membaca huruf latin dengan lebih dulu menggabungkan huruf konsonan dan vokal.

Mengeja Mengeja adalah suatu cara lama yang serig dipakai orang tua atau pengajar untuk mengajarkan. Caranya dengan memperkenalkan abjad satu persatu terlebih dulu dan menghafalkan bunyinya. Langkah selanjutnya adalah menghafalkan bunyi rangkaian abjad/huruf menjadi sebuah suku kata.

Mula-mula rangkaian dua huruf, tiga huruf, empat huruf hingga anak mampu membaca secara keseluruhan. Kelemahan metode ini adalah anak-anak balita sulit merangkaikan bunyi huruf yang satu dengan yang lain. Mengapa b ditambah a jadi ba (dan bukan be-a). Kelemahan berikutnya adalah setelah anak menguasai rangkaian suku kata, anak akan kesulitan kembali untuk menghilangkan proses pengejaan sehingga agak menghambat kemampuan mereka untuk membaca dengan normal. Seperti pada kata baju, mereka akan mengeja, be-a “ba”, je-u “ju”, baju.

Sangat mungkin diperlukan proses tambahan untuk menghilangkan kebiasaan “be-a” dan “je-u” ini. Membaca dengan Gambar Gambar-gambar memang sangat menarik. Terlebih gambar yang berwarna-warni, tentu anak-anak sangat menyukainya. Mengajar membaca dengan gambar sangat baik terutama untuk memberikan pengalaman pra membaca pada anak. Cara ini bermanfaat untuk memberikan pengertian kepada anak bahwa sebuah tulisan itu ada maknanya. Bahwa huruf-huruf yang dirangkai dapat membentuk sebuah kata yang memiliki arti. Namun, mengajar dengan bantuan gambar memiliki beberapa kelemahan, yaitu, sulit menyiapkan alat peraga gambar dengan tulisan yang stabil/terstandar, kemudian anak-anak cenderung memperhatikan gambar daripada tulisannya.

Misalkan kita mengajarkan tentang gambar sebuah surat kabar. Tertulis di bawah gambar itu “surat kabar”. Bisa jadi di lain kesempatan ketika kita bertanya kembali, dengan gambar yang sama, dengan tulisan yang sama –“surat kabar”-, ini bacanya apa, mereka akan menjawab “koran”. Karena bisa saja mereka sempat memperoleh informasi pula bahwa yang seperti itu dapat pula disebut “koran”. Disini terlihat bahwa anak cenderung membaca gambar bukan membaca abjad. Portfolio uchenika 9 klassa obrazec skachatj 5.

Membaca “Keseluruhan” baru “Bagian” Cara ini mengacu pada teori Gestalt, yaitu teori yang mengemukakan bahwa seseorang biasanya memandang segala sesuatu secara keseluruhan terlebih dahulu, baru memperhatikan bagian-bagian serta detailnya. Caranya dengan memperkenalkan kalimat lengkap terlebih dahulu, baru kemudian dipilah-pilah bagiannya menjadi sebuah kata, dari kata ini dipilah lagi menjadi suku kata, dari suku kata dipilah menjadi beberapa huruf. Misalnya: ini nana ini nana i ni na na i-n-i n-a-n-a Cara ini terbukti efektif untuk usia SD. Namun, dalam percobaan pada anak balita tidak memberikan hasil yang sama. Mereka mudah putus asa karena terasa sulit bahkan melakukan blocking (diam, mogok baca). Metode Kartu Kata Kartu-kartu kata dibuat dari kertas putih yang ditempeli huruf-huruf berukuran raksasa sebesar 10×10 cm per huruf dengan kertas emas sehingga membentuk kata yang “dekat” dengan anak. Kartu ini berulangkali ditunjukkan pada anak disertai bunyi bacaannya.